Jumat, 29 April 2011

AKHLAK KEPADA ALLAH

AKHLAK KEPADA ALLAH swt

Pengertian akhlak
secara etimologis, istilah akhlak berasal dari bentuk jamak khuluk, yang berarti watak, tabiat, perangai dan budi pekerti. dari pengertian diatas, suatu perbuatan dapat disebut baik jika dalam melahirkan perbuatan-perbuatan baik tersebut dilakukan secara spontan dan tidak ada paksaan atau intervensi orang lain. disini saya memaparkan sedikit tentang akhlak kepada Allah.

Akhlak kepada Allah swt
Manusia sebagai hamba Allah sepantasnya mempunyai akhlak yang baik kepada Allah. Hanya Allah–lah yang patut disembah. Selama hidup, apa saja yang diterima dari Allah sungguh tidak dapat dihitung. Sebagaimana telah Allah firmankan dalam Qur’an surat An-nahl : 18, yang artinya “Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar- benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
             Akhlak kepada Allah dapat diartikan sebagai sikap atau perbuatan yang seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai makhluk Tuhan sebagai khalik.
      Berkenaan dengan akhlak kepada Allah dilakukan dengan cara memuji-Nya, yakni menjadikan Tuhan sebagai satu- satunya yang menguasai dirinya. Oleh sebab itu, manusia sebagai hamba Allah mempunyai cara-cara yang tepat untuk mendekatkan diri.  Caranya adalah sebagai berikut :
1.      Mentauhidkan Allah
Yaitu dengan tidak menyekutukan-Nya kepada sesuatu apapun. 

2.      Bertaqwa kepada Allah
Maksudya adalah berusaha dengan semaksimal mungkin untuk dapat melaksanakan apa-apa yang telah Allah perintahkan dan meninggalkan apa-apa yang dilarang-Nya.

3.      Beribadah kepada Allah
Allah berfirman dalam Surah Al- An’am : 162 yang artinya:”Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.”

4.      Taubat
Sebagai seorang manusia biasa, kita juga tidak akan pernah luput dari sifat lalai dan lupa. Karena hal ini memang merupakan tabiat manusia. Oleh karena itu, ketika kita sedang terjerumus dalam kelupaan sehingga berbuat kemaksiatan, hendaklah segera bertaubat kepada-Nya.

5.       Membaca Al-Qur’an
Seseorang yang mencintai sesuatu, tentulah ia akan banyak dan sering menyebutnya. Demikian juga dengan mukmin yang mencintai Allah, tentulah ia akan selalu menyebut asma-Nya dan juga senantiasa akan membaca firman-firman-Nya.

6.      Ikhlas
Secara terminologis yang dimaksud dengan ikhlas adalah beramal semata-mata mengharapkan ridha Allah SWT. Dalam bahasa populernya ikhlas adalah berbuat tanpa pamrih, hanya semata-mata karena Allah SWT.
a. Tiga unsur keikhlasan:
1.      Niat yang ikhlas ( semata-semata hanya mencari ridho Allah )
2.      Beramal dengan tulus dan sebaik-baiknya
  Setelah memiliki niat yang ikhlas, seorang muslim yang mengaku  ikhlas melakukan sesuatu harus membuktikannya dengan melakukan perbuatan itu dengan sebaik-baiknya.
3.      Pemanfaatan hasil usaha dengan tepat.
b. Keutamaan Ikhlas
      Hanya dengan ikhlas, semua amal ibadah kita akan diterima oleh Allah SWT.
7.      Khauf dan Raja’
Khauf dan Raja’ atau takut dan harap adalah sepasang sikap batin yang harus dimiliki secara seimbang oleh setiap muslim.

8.      Tawakal
       Adalah membebaskan diri dari segala kebergantungan kepada selain Allah dan menyerahkan keputusan segala sesuatunya kepadanya. Allah 
 Tawakal harus diawali dengan kerja keras dan usaha maksimal ( ikhtiar ). Tidaklah dinamai tawakal kalau hanya pasrah menunggu nasib sambil berpangku tangan tanpa melakukan apa- apa.

 Dalam berakhlak kepada Allah, adalah suatu hal yang menjadi prioritas ketika kita telah berikrar menjadi seorang muslim yaitu tidak lain beragama Islam dan bertuhankan Allah SWT.
      Ada beberapa cara untuk kita berakhlak kepada Allah SWT yang dari sini kita diharapkan bisa dan mampu menjadi seorang muslim sejati, antara lain :
1.      Mentauhidkan Allah
2.      Bertaqwa kepada Allah
3.      Beribadah kepada Allah
4.      Taubat
5.      Membaca Al- Qur’an
6.      Ikhlas
7.      Khauf dan Raja’
8.      Tawakal.

Substansi Iman Kepada Allah
a.       Titik sentral keimanan
b.      hal pokok yang mendasar seluruh ajaran islam
c.       Landasan setiap gerak langkah seorang muslim
d.      penegasan komitmen tauhid
e.       wujud keimanan kepada yang ghoib untuk membebaskan diri dari segala bentuk kemunafikan

Media mengenal esistensi Allah hingga beriman
a.       akal
manusia jika merenungkan dan memikirkan fenomena alam akan sampsi pada pengenalan esistensi Allah
b.      Naluri
dalam keadaan kritis membutuhkan Allah (QS. 10:12-22)
c.       Wahyu
berdasarkan wahyu Allah melalui para rasul, manusia vakan memperoleh informasi yang akurat tentang eksistensi Allah (QS.20:14)

Djatmika rachmat, 1996, Sistem etika Islam ( Akhlak Mulia ). Jakarta : Pustaka Panjimas.
http:\\akhlakterhadapAllah.com

                                    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar